Selasa, 10 Agustus 2010

Resensi Novel Padang Bulan


Resensi Novel Padang Bulan

Disusun oleh              : Ricky Aditya
Kelas                           : XI-IPA 2
Sekolah                       : SMAN 1 Sumedang

Sinopsis
            Enong merupakan sesosok wanita yang memiliki ketabahan dan kekuatan yang luar biasa. Semenjak ditinggal oleh sang ayah yang pada saat itu mengalami kecelakaan pada saat mendulang timah dan ayahnya Enong yang bernama Zamzami itu meniggal tertimpa reruntuhan tanah.
            Sebelum Zamzami meniggal, ia sempat memberikan kejutan kepada isterinya, Syalimah. Namun, nasib berkata lain, akhirnya Zamzami meninggal dalam kecelakaan dan tidak bisa memenuhi niatnya untuk menghantarkan anak, dan isterinya kesebuah komedi putar.
            Walaupun Enong masih kecil, ia terpaksa harus bekerja sebagai pendulang timah perempuan pertama. Enong sudah berusaha ke Kota untuk mendapatkan pekerjaan yang ringan,namun ia tak berhasil karena ia masih kecil sewaktu di tinggal ayahnya dan juga ia tak mempunyai ijazah apapun sebab ia sekolahnya tidak tamat walau sampai jenjang SD sekalipun sehingga ia terpaksa menjadi seorang pendulang timah karena ia dituntut untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya sekaligus membiayai sekolah adiknya.
            Pada novel Padang Bulan ini juga mengisahkan tentang seorang lski-laki yang cinta gila kepada seorang wanita Tionghoa dan ia mulai menyukai wanita tersebut semenjak ia masih duduk si bangku Sekolah Dasar hingga ia dewasa. Cinta membuat lelaki tersebut rela untuk melakukan apa saja  asalkan wanita yang ia cintai kembali kepelukannya.
            Hanya karena cinta membuat laki-laki tersebut melakukan apa saja dari yang sinting dan gila pun ia lakukan tanpa memandang apakah perbuatan tersebut mengganggu orang lain, memalukan diri sendiri ataupun yang lainnya.
            Konflik yang terjadi pada lelaki tersebut berawal dari  salahnya informasi yang disampaikan oleh sahabatnya Detektif M.Nur namanya,sehingga ia merasa telah kehilangan belahan jiwanya. Namun kesalahan informasi tersebut teratasi akhirnya lelaki tersebut bisa bersatu kembali dengan belahan jiwanya.


Identitas Buku
Judul Resensi              : Perjuangan Hidup dan Kesalahan Informasi
Judul Buku                  : Padang Bulan
Pengarang                   : Andrea Hirata
Penerbit                       : PT Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun                          : Juni 2010, Cetakan Pertama
Jumlah Halaman          : xii + 254 halaman


Pendahuluan
            Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata yang memiliki ketebalan xii + 254 halaman ini menyuguhkan suatu kisah yang menarik. Walaupun buku ini merupakan cetakan pertama tetapi buku ini telah banyak diminati oleh para pembaca atau penggemar novel. Yang lebih menariknya dari novel ini tidak bersifat monoton atau hanya berkisah pada satu peristiwa pada satu pelaku utama saja tetapi juga menyuguhkan beragam peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain.
            Andrea Hirata adalah salah seorang penulis novel fenomenal dan cukup dikenal di dunia Internasional. Andrea Hirata merupakan sesosok orang yang senantiasa memperhatikan keadaan di sekelilingnya lalu ia menuliskan semuanya di dalam karya novelnya. Padang Bulan adalah salah satu novelnya yang bersifat modern yang menceritakan sosial budaya masyarakat, gaya bahasa, serta budaya yang ada di daerah tersebut.

Isi Pernyataan (Penilaian)
            Novel ini memiliki alur maju. Artinya antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya memiliki suatu keterkaitan sehingga menggambarkan suatu kisah yang sistematis. Penggambaran tokoh di lukiskan oleh perkataan dan perbuatan sang tokoh. Selain dari itu, penulis juga banyak menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialaminya yang dirangkai sedemikian rupa menarik sehingga ia juga selain menceritakan kisah hidup orang lain,kisah hidup dirinyapun memberikan kontrobusi besar dalam berperan sebagai tokoh utama di dalam cerita tersebut.
            Pada kisah ini Andrea Hirata dapat menjelaskan setiap kejadian dengan jelas dari mulai tempat yang terjadi hingga gerak-gerik sang tokoh dapat digambarkan dengan menggunakan rangkaian kata-kata yang indah, gamblang  dan rangkaian kata tersebut bak sebuah puisi sehingga terkesan kreatif dan indah.
            Novel Padang Bulan  ini memiliki ragam gaya bahasa yang unik. Andrea Hirata menggunakan bahasa puisi, Melayu, Indonesia, juga terkadang sering menyelipkan istilah-istilah bahasa Inggris sehingga tampak indah walaupun ada sebagian kalimat yang kurang begitu dapat langsung dipahami sehingga sedikit membutuhkan penerjemahan kata.
            Kisah Padang Bulan ini berawal dari kisah perjuangan seorang wanita yang bernama Enong yang baru kelas 6 SD harus sudah bekerja sebagai pendulang timah demi memenuhi kebutuhan makan dan biaya sekolah adiknya. Walaupun begitu, Enong merupakan sosok perempuan tegar, sabar, baik, optimis dalam berusaha. Enong mempunyai tekad yang kuat untuk belajar Bahasa Inggris walaupun ia telah Drop Out dari sekolahnya,sehingga ketika bertemu dengan Ikal yang pada waktu itu Ikal merasa putus asa gara-gara cinta gilanya kepada seorang gadis Tionghoa, A Ling namanya. Enong pun dapat menginspirasi Ikal untuk terus berjuang demi cintanya,dan Enong selalu membela, dan menguatkan hati Ikal. Berbagai cara Ikal lakukan untuk mendapatkan kembali A Ling. Akhirnya melalui perjalanan yang panjang A Ling-pun kembali ke pelukan Ikal.
            Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras, bersabar, bersyukur, jujur, dan bertawakal atas apa yang terjadi sehingga kita dapat berjiwa tegar dan pantang menyerah.
Penutup
                        Hal yang menjadikan novel ini menarik adalah ceritanya yang variatif sehingga memberikan suasana yang nyaman, mengharukan, dan juga menyenangkan. Novel ini tidaklah monoton karena didalam ceritanya, Andrea menyelipkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang bisa membuat pembaca senang, terbawa suasana, dan tak jarang mengundang tawa akibat ulah tokoh yang lucu.
                        Didalam novel ini, Andrea seringkali menuliskan kata-kata yang menjelaskan suatu keadaan bagaikan didalam sebuah puisi seperti berikut, “Cemburu adalah perahu Nabi Nuh yang tergenang didalam hati yang karam. Lalu, naiklah ke geladak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan yakni perasaan tak berdaya-ingin mengalahkan, rencana-rencana jahat-penyesalan, kesedihan-gengsi, kemarahan-keputusasaan, dan ketidakadilan-mengasihani diri.”  Walaupun terdapat kata-kata yang tidak dapat langsung dipahami, novel ini memiliki cerita yang unik, menarik, dan dramatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kritikan dan saan yang Anda berikan